B2P3 Mendorong Kader PP Bentuk Serikat Pekerja
"Selama ini masih kurang. Seharusnya teman-teman sebelum berangkat diberikan pemahaman tentang bagaimana literasi keuangan, mengelola keuangan, bagaiamana pemerintah harus hadir menjembatani mereka supaya ada pelatihan kewirausahaan jadi pemerintah bekerja sama dengan teman-teman. Karena mereka punya uang tapi masih bingung." Papar Jamaluddin.
Dari ketiga hal tadi Jamaluddin menekankan pentingnya sosialisasi pendidikan pelatihan. Karena menurutnya kualitas pekerja Indonesia di luar negeri masih kalah bersaing dengan Filipina.
"Filipina penerimaan uangnya sampai 600 triliun indonesia masih 159 triliun berarti ini ada problem karena apa? Karena kita kalah bersaing. Tugas teman-teman bekerjasama dengan pemerintah membuat seperti latihan kerja PP dan juga lembaga pelatihan kerj atau LPK." Tutup Jamaluddin.
Sementara itu Ketua Umum SPMI-PP Ahmad Faisol mengatakan bahwa pembentukan wadah antara PP dan SPMI guna mendudukkan pekerja sebagai subjek dan penyumbang devisa kepada negara.
"Selama ini mereka sebagai objek padahal mereka itu subjek. PP dan serikat pekerja migran mendudukkan persoalan ini pada tempatnya. Pikiran besar tentang migrasi perlu dikembangkan agar mereka dijadikan sebagai devisa negara yang baik. Tidak ada lagi low dan middle cluster." Ujar Ahmad Faisol.
Ahmad Faisol mengatakan bahwa pihaknya juga memberi saran dan usulan ke pemerintah dan pihak lain untuk berpikir maju terhadap para pekerja migran Indonesia.
Termasuk dalam hal ini bagaimana memberikan perlindungan kepada pekerja migran yang mengalami persoalan seperti menjadi korban Human Tracficking atau juga jual beli pekerja seksual.
"Perlindungan kepada pekerja migran harus ada edukasi tentang kewajiban dan efek samping sebagai pekerja migran." Tutup Ahmad Faisol.**
Komentar