Bupati Muhdlor Terapkan Dua Strategi dalam Mengatasi Sampah di Sidoarjo

Bupati Sidoarjo, Ahmad Muhdlor (tengah) bersama Kepala DLHK, Bahrul Amig (kiri) dan Kepala DPUBMSDA, Sigit Setyawan (kanan) saat meninjau TPA Jabon.
Bupati Sidoarjo, Ahmad Muhdlor (tengah) bersama Kepala DLHK, Bahrul Amig (kiri) dan Kepala DPUBMSDA, Sigit Setyawan (kanan) saat meninjau TPA Jabon.

TIMESLINE - Ada dua strategi yang bakal diterapkan Pemkab Sidoarjo sebagai solusi untuk mengatasi masalah sampah yang menumpuk di daerah ini.

Pertama, menggunakan teknologi pengelolaan sampah modern yang memiliki sistem kerja lebih efektif, efisien dan berdaya guna. Yakni, sampah dipilah, lalu dikonversi jadi energi. Kedua, memperkuat pemilahan sampah di tujuh TPST Kawasan dan 113 TPST Desa, guna mengurangi volume sampah yang dibuang di TPA Jabon.

Hal itu dikemukakan Bupati Sidoarjo, Ahmad Muhdlor, didampingi Kepala DLHK, Bahrul Amig dan Kepala DPUBMSDA, Sigit Setyawan saat melakukan peninjauan ke TPA Jabon, Sidoarjo, Senin (15/11/2021).

”Ini kerja bersama. Saya minta camat dan kades/lurah ikut bergerak, pantau pemilahan sampah di TPST. Untuk desa,  anggarkan TPST melalui bantuan keuangan dari pokok pikiran DPRD. Sehingga, target kita, volume sampah yang masuk ke TPA Jabon bisa berkurang sampai 50 persen atau bahkan tidak sampai dibuang ke TPA Jabon, karena sudah dilakukan pemilahan di TPST-TPST," harapnya.

Maka itu, sambung Muhdlor, pemilahan sampah di TPST-TPST sekarang mulai diintensifkan. Semisal, di TPST Prasung yang menampung sampah hingga 17 ton/hari. Setelah dipilah, tersisa 6,5 ton sampah residu yang tak bisa diolah lagi. Jadi, sampah yang dibawa ke TPA Jabon berkurang 10,5 ton/hari.

"Sampah di TPST Prasung dikelola KSM berjumlah 20 orang. Setiap hari, mereka memilah 17 ton sampah rumah tangga dari desa setempat dan desa terdekat yang belum punya TPST sampai menyisahkan 10,5 ton. Sisa inilah yang mereka kelola jadi bernilai ekonomi," ujarnya.

Lebih lanjut, dikatakan Muhdlor, kini di Kabupaten Sidoarjo terdapat tujuh TPST Kawasan yang aktif, yaitu Tambak Rejo (Waru), Tulangan, Barengkrajan (Krian), Banjarbendo dan Bluru Kidul (Sidoarjo), Kelurahan Taman (Taman) serta Sedati Gede (Sedati). Lalu, satu TPST Kawasan yang belum diaktifkan, karena ada penolakan dari warga, yakni TPST Kawasan Candi Pari (Porong).

Ditambahkan, pihaknya pun membangun dua tambahan TPST Kawasan di Kecamatan Sukodono dan Sedati yang ditargetkan rampung akhir tahun ini.

”Intinya, kita optimalkan TPST Kawasan. Mengelola sampah untuk dikonversi jadi bahan bakar jenis briket. Karenanya, kita siapkan teknologinya," tandasnya.

Sementara itu, Kepala DLHK, Bahrul Amig menuturkan, sekarang dirinya berupaya menjalankan langkah-langkah yang mendukung percepatan strategi pengolahan sampah di TPST. Terutama, kesiapan SDM di TPST Desa.

“Sesuai arahan bupati, kita maksimalkan pengolahan sampah di TPST. Kita siapkan kader lingkungan. Untuk ini, kita minta setiap desa mengirim 3 orang. Mereka nanti, kita dampingi dan latih teknik pengolahan sampah. TPST yang sudah mampu mengelola, tinggal dimonitoring oleh DLHK," tuturnya.***

Penulis:

You have not selected any widget for this sidebar.

Baca Juga