Eddy Soeparno, Hentikan Kekerasan Terhadap Perempuan

TIMESLINE - Eddy Soeparno Anggota DPR RI Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) melakukan kunjungan kebeberapa titik di Kota Bogor yang merupakan salah satu Daerah Pemilihan (Dapil) 3 Jawabarat dan diakhiri dengan diskusi publik bersama kaum milenial.

Pada kesempatan kali ini Eddy Soeparno mengatakan, pertama, pada masa reses DPR RI melakukan kegiatan peletakan batu pertama rumah seorang anak perempuan yatim piatu yang orang tuanya wafat karena covid-19, yang sudah di jadikan anak angkat kami atau anak asuh kami dan bersama dengan 6 anak-anak asuh lainnya.

"Kita membantu mereka menyelesaikan pendidikan sekolah bahkan sampai ke jenjang perguruan tinggi. Kemudian kami melakukan kegiatan di Dinkes kota Bogor yang memberikan oksigen ventilator untuk Puskesmas Puskesmas yang ada di kota Bogor. Dengan adanya oksigen ventilator itu untuk membantu Kegiatan mereka sehari-hari,

"nah sekarang ini kita baru saja menyelesaikan sebuah diskusi publik yang menghadirkan teman-teman yang muda, pertama mengangkat masalah yang menjadi topik yang sangat penting yaitu pencegahan terhadap kekerasan seksual terhadap perempuan, dalam perbincangan bersama Yane Ardian dan Bima Arya Sugiarto kemudian juga tokoh muda kita juga hadir ada Calista ada ada juru bicara muda PAN," kata Eddy kepada awak media.Rabu 29 Desember 2021.

Eddy juga menyampaikan, kegiatan ini untuk proses pembelajaran pengetahuan tambahan kepada anak-anak muda, pemuda-pemuda kita untuk lebih waspada terhadap isu-isu kekerasan seksual.

"Jadi ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan yang dilakukan selama 3 hari berturut-turut sebagai bagian dari rangkaian kegiatan reses kami, tapi intinya sebagai anggota DPR RI saya punya kewajiban untuk tetap memberikan manfaat, dan bagi saya kehadiran anggota DPR RI sangat penting, karena kita selain menangkap apa yang di perlukan atau dibutuhkan masyarakat, kita juga harus bisa membawa manfaat menambah nilai memberikan program, motivasi dan lain-lain," ungkapnya.

Jadi rangkaian kegiatan ini, membahas juga mengenai RUU Pencegahan Kekerasan Seksual (PKS) disini kami sampaikan juga bagaimana kendala-kendalanya. Di mana kita telah melakukan perubahan-perubahan tetapi yang paling penting kita disampaikan bahwa kekerasan seksual itu adalah hal yang perlu tidak boleh disimpan sendiri dan bukan merupakan aib, jika hal itu terjadi harus dilaporkan supaya bisa ditangani kalau tidak dilaporkan tidak pernah akan ditangani bahkan justru akan menjadi mudharat yang lebih besar lagi.

"Oleh karena itu kita punya tanggung jawab masing-masing untuk mencegah kekerasan seksual, kalau kita mendengar apalagi melihat segera laporkan, teman-teman muda disini diperlukan untuk bagaimana bisa menjadi atau mampu mengatasi isu-isu kekerasan ini yang supaya betul-betul mendapatkan perhatian publik dan itu harus segera diangkat supaya bisa ditangani dan bisa menjadi proses pembelajaran untuk mencegah isu-isu berikut yang terjadi dan berulang, termasuk juga kita harus mampu untuk melaporkan para pelaku tindak pidana," jelasnya.

Disinggung kaitan ditahun 2021 Indonesia disebut tahun kekerasan terhadap perempuan anak, politisi PAN ini menanggapi, Dari awal tadi saya sampaikan bahwa kita saat ini mengalami lima kondisi darurat, antara lain darurat narkoba, miras, narkoba, pornografi dan darurat kekerasan terhadap perempuan dan seksual, serta kelima darurat perundungan bullying.

Eddy menambahkan, pada kegiatan ini responnya sangat bagus, dan saya kira ketertarikannya tinggi, artinya kepeduliannya juga besar, yang skarang diperlukan adalah kita bagiamana bisa menjadi mampu mengadvokasi isu kekerasan ini , supaya betul- betul mendapat perhatian publik

ada isu itu harus segera diangkat supaya bisa segera ditangani, pungkasnya.

You have not selected any widget for this sidebar.

Baca Juga