Workshop HGN Ke-62, Bupati Ajak Kurangi Konsumsi Air Tanah
TIMESLINE Sidoarjo - Memperingati Hari Gizi Nasional (HGN) ke-62, Dinas Kesehatan bersama Stakeholder terkait Kabupaten Sidoarjo Provinsi Jawa Timur menggelar workshop di Hotel Aston Sidoarjo, Selasa (9/3/2022).
Kegiatan yang dibuka oleh Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali tersebut yang mengangkat Tema Peran Stakeholder, praktisi kesehatan dan masyarakat dalam pencegahan Stunting dan Obesitas di 1000 HPK itu berlangsung cukup tertib.
Saat workshop drg. Syaf Satriawarman mengatakan, kegiatan ini adalah salah satu upaya mensukseskan cegah stunting dan obesitas. Disamping itu juga drg. Syaf melakukan pendekatan intervensi melalui dua hal, yakni pertama menggerakkan semua stakeholder lintas instansi, kemudian gencar melakukan edukasi dan membantu pemenuhan gizi.
Sebelumnya, Syaf juga melakukan koordinasi dengan Satgas Penakib yakni tim percepatan satuan tugas yang mengurusi angka kematian ibu dan anak. “Ternyata sedang diurus Kepres yang nanti akan menggabungkan antara penanganan angka kematian ibu dan anak serta penanganan stunting,” cetusnya.
“Karena itu saya minta kemarin dari pengurus Penakib itu untuk merangkul semua OPD terkait penanganan Stunting. Pasalnya tidak mungkin orang kesehatan saja yang mengurusi stunting,” terang Syaf usai acara.
Sementara untuk kasus obesitas di Kabupaten Sidoarjo angkanya relative kecil, hanya 3,9 persen. Yang dimaksud obesitas disini kategori anak usia 0-59 bulan, di bawah 5 tahun.
Menurutnya, karena pada umumnya orang tua anak yang merasa bangga kalau anaknya gemuk. Padahal itu obesitas karena asupan
yang masuk ke bayi bukan ASI. Idealnya dilakukan selama 2 tahun.
“Lebih banyak kasus ini terjadi karena kedua orang tuanya sibuk bekerja, anaknya diberi makanan tambahan seperti susu formula dan asupan lainnya yang kadar ukurannya berlebihan. Ini akan kita intervensi dengan pemberian edukasi dan sosialisasi melalui Germas,” pungkasnya.
Diwaktu sama Bupati Sidoarjo Muhdlor menuturkan agar tidak lagi mengkonsumsi air tanah yang mengandung logam berat timbal (Pb) yang kadarnya melebihi batas aman. Pasalnya hal tersebut menjadi salah satu penyebab stunting atau anak dengan tinggi di bawah rata-rata.
Namun juga diakuinya bahwa perkembangan kasus stunting di Kabupaten Sidoarjo sendiri saat ini sudah menurun dari 28 persen di tahun 2018 turun menjadi 14 persen di tahun 2022.
"Bahwa stunting di Sidoarjo itu bukan karena gizinya, tapi edukasi di masyarakat yang mana masyarakat itu masih mengkonsumsi air tanah,” ujar Muhdlor.
Ditegaskannya, dari 18 Kecamatan di Sidoarjo dua kecamatan yang saat ini masih tinggi angka stuntingnya. Dari 14 persen kasus stunting di Sidoarjo yang paling banyak adalah di Kecamatan Jabon dan Krembung. (Riz)
Komentar